Senin, 05 Mei 2014

22 Maret 2014



Akhirnya kau terlelap, Ning...
Melupa leluka yang dihantarkan senja di bawah meja. Luka yang kau singkap dengan lantang di balik taplak sutra merah muda...

Aku melihatnya dengan jelas, Ning... saat separuh pandangmu tetiba nanar. Meredup binarnya seperti bohlam di pinggir jalan yang lupa mereka ganti berurunan.
Kau tahu, Ning? Gelap itu kian meraja sekalipun kau poles dengan tawatawa dupa.

Adalah aku, Ning...
Yang merengek pada timbunan tisutisu dikolong dipan, sebab tak mampu sekuat hatimu yang baja.

Tidurlah, Ning... bukankah ini yang kita sebut bahagia, selama kau dan aku tak terpisah. Jiwa dan raga.

Terimakasih, Ning... Akhirnya kau terlelap juga. Tak sia kusodori tenggorokanmu dengan baygon dan soda.[]

#Phie
#akurapopo
*bah!!! Saya nulis apaaaah?*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar