Kamis, 29 Maret 2012

Your Best_Friend is Your Eye Glass

[ Sebuah coretan: Untukmu yang patah hati  ]


Your Best_Friend Is Your Eye Glass



Ada banyak hal yang harus kita pikirkan bersama. Bukan aku tak mengerti kesedihanmu, bukan pula aku tak merasakan kepedihan yang kau rasakan. Bukan… bukan itu. Aku mengertimu, paling tidak mencoba mengertimu __ sekalipun di detik inipun kamu masih berpikir aku tak mengerti apa-apa. Tak apa, aku memahaminya, kamu tak salah, hanya saja alam pikir kita yang berbeda.


Dan benar!
Tak semua orang bisa menerima perbedaan, seseorang cenderung lebih suka hidup di tengah-tengah lingkungan yang memiliki banyak kesamaan dengan dirinya. Seseorang akan merasa diterima di lingkungan yang demikian daripada berada di lingkungan yang membuatnya merasa BEDA.

Dan ini kesalahan yang sering terjadi pada orang-orang yang sakit hati. Mereka cenderung lebih mau berbagi dengan broken hearter yang lain daripada dengan sahabat-sahabatnya yang fine-fine aja and nyata-nyata bisa berpikir lebih rasional.

Pertama,
Mereka cenderung memilih berdalih dengan kata-kata “kamu gak ngerti perasaanku…”. Hemm… 

Sekarang coba deh dipikir baik-baik. Ya jelas dong sahabat-sahabat mereka gak akan benar-benar mengerti apa yang sahabatnya rasakan, demikian pula para broken hearter lainnya. Kenapa? Because every people are unique.

Hanya pribadi kita sendirilah yang paling mampu mengerti apa yang tengah melanda ruang kecil dalam organ tubuhnya yang bernama hati. Akan tetapi, setiap manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagaimanapun kita memahami diri kita, kita tetap membutuhkan orang lain.

Kedua.
Para broken hearters akan lebih mengerti broken hearters lainnya karena mereka lebih berpengalaman.

.Yaps. Bener banget. Pengalaman adalah guru terbaik. Belajarlah dari pengalaman orang lain. Kita tak perlu jatuh di lubang yang sama dengan tempat orang lain terjatuh, bukan ?. Kita dapat belajar banyak dari broken hearters  lain. Belajar bagaimana mereka survive, belajar bagaimana cara mereka untuk move on, atau belajar bagaimana mereka mejadikan semuanya sebagai pelajaran hidup yang berharga dan menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi


Akan tetapi yang justru sering kali terjadi adalah bukan yang demikian. Broken hearters amatir, datang menemui senior mereka justru untuk menemukan teman senasib seperjuangan yang akan membuatnya merasa nyaman _ nyaman untuk saling berlebay-lebay menangisi keadaan, nyaman untuk berpuas-puas saling mendramatisir rasa sakitnya _ dan melupakan hal terpenting dari obrolan-obrolan dramatis tadi. And then, tak ada satu pelajaranpun yang mampu dilihat dari ladang yang subur sekalipum.

Tapi, sahabat adalah sahabat. Seberapapun tak mengertinya dia dengan kondisimu, dia akan tetap mencoba untuk mengerti dan memposisikan dirinya untuk ikut tercebur dalam masalah kamu. Dia yang akan meminjamkan matanya untuk membuka penglihatanmu yang lain, tentang masalahmu, Dia pula yang akan mengajakmu untuk memandang masalahmu dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang orang SEHAT.

Jadi, berhentilah memandang sahabatmu sebagai penceramah, liriklah dia sedikit saja sebagai pencerah.

Sahabatmu takkan membiarkanmu berlarut-larut dengan rasa sakitmu. Berlarut-larut dengan pemikiranmu yang salah tentang masalah-masalahmu. Tapi kamu, justru memandangnya sedang mengkuliahimu dengan rentetan materi psikologi yang di luar nalarmu.

Sahabatmu selalu mencoba untuk mengertimu _ meskipun sering kali ini masih kurang bagimu _ tapi percayalah, sahabatmu se-la-lu mencoba mengerti perasaanmu, jadi berhenti menghakiminya dengan kata-kata seperti “ kamu tidak mengerti perasaanku “, itu benar-benar tidak berprisahabatan, kawan.

Sebenarnya yang benar-benar dibutuhkan adalah rasa saling percaya antar sahabat, percalah bahwa sahabatmu telah mencoba untuk mengertimu, jadi coba lakukan untuk mengertinya juga.

Mengutip sebuah kata dari buku “Marmut Merah Jambu” yang saya pinjam dari sahabat saya, “Cinta mungkin buta, tapi kadang untuk melihatnya dengan lebih jelas kita hanya butuh kacamata yang pas”.

Begitu pula dengan masalah para broken hearters.. Mereka harus dapat menemukan kacamata yang pas untuk memandang semuanya dengan lebih clear. And I think, you can find it in your best friends. They are your eye glasses. ^^





NB [Untuk Para Sahabat] :
Rahasianya ada pada mendengarkan. Seseorang yang patah hati sesungguhnya butuh menemukan seseorang yang mampu mendengarkannya, bukan menceramahinya. Jadi, biarkan ia selesai mengeluarkan seluruh emosinya, baru tanggapilah masalahnya J




** Bahagialah bagi mereka yang dapat saling berbagi dengan sahabat-sahabatnya, tanpa takut rasa tercurangi **










Pamekasan, March 21st 2012
#phie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar