Sabtu, 27 Juli 2013

Hobi Barumu

Aku baru paham sekarang. Rupanya akhir-akhir ini kamu punya hobi baru disamping hobi melukismu. Berkawan dengan mereka, membuatmu memiliki kebiasaan baru itu. Melukaiku. Menyakitiku berkali-kali.

Ah, aku tak sedang ingin menyalahkan mereka karena ini. Mereka hanya kawan-kawanmu. Yang dulunya juga pernah menjadi kawanku. Bukan salah mereka kiranya, jika pada akhirnya kamu turut bertingkah menyebalkan seperti mereka. Sebut saja itu salahku. Aku tak mengapa, jika kamu pun mereka melimpahkan semua kesalahan padaku. Sungguh. Aku terima. Toh aku bukan manusia setengah dewa yang tak pernah alpa. Aku hanya manusia biasa, tempat salah dan lupa.

Tak mengapa, jika kasih sayang mereka padamu justru semakin menjauhkan kita. Aku rela. Siapa pula aku ini? Bukan sesiapamu lagi, kan? Setidaknya sekarang kamu memilikinya. Dia dan mereka, yang akan selalu di sisimu. Bukan aku, yang mereka tahu, hanya mampu menyakitimu. Benar begitu, bukan?

Yah, kucukupkan sebatas itulah mereka mengenalku. Sebatas keinginan mereka untuk tahu, sebatas prasangka miring mereka tentangku. Tak perlu lebih. Pun tak ada inginku menjelaskan lebih pada mereka. Aku telah cukup lelah dengan ini. Bagiku, cukup penjelasanku padamu. Tapi, jika masih kurang menurutmu. Aku lepas tangan dari itu. Kamu jauh lebih bijak dariku.

Kalaupun setelah tahu, kamu tetap tak mampu memahamiku, aku memahamimu. Pabila kamu lebih memilih melukaiku dibanding berusaha lebih mengertiku, aku mengertimu.

Hanya saja, jangan menjadi lebih buruk dari ini, agar aku pergi. Melupakanmu adalah bagian tersulit dalam kepingan cerita ini... Aku tak ingin membencimu hanya untuk melupakanmu, jadi usahlah menyakitiku terlalu jauh hanya untuk mengusirku. Aku akan menjauh seperti inginmu.

Karena seperti kataku, aku bahagia untukmu sekalipun aku bukan lagi bahagiamu.


#Phie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar