Sabtu, 27 Juli 2013

Melati

Genap dua purnama sudah. Tawamu tak pernah hadir, dan wajahmu tak lagi mampir dalam mimpi.
Sedang aku masih saja terbiasa menunggumu. Masih selalu kupendarkan pandang di luar pintu. Setiap kali fajar menyapa bumi. Setiap kali senja menyelimuti hari. Tak pernah sekalipun aku berhenti. Mengharap sosokmu kudapati, berlari menghampiri. Tapi apa yang terjadi? Itu tak pernah ada lagi!

Pagi telah mengabari, bahwasanya gemintang takkan membinar malam ini. Kamu? Bukan hanya terlambat pulang, tapi kamu tak akan pernah datang. Pagi ini. Malam ini. Esok Pagi. Malamnya lagi. Takkan lagi kamu mengunjungi.

Telah kamu temui cinta yang hakiki, dan kamu memilih pergi, menunaikan janji pada Illahi Rabbi.

Terakhir kamu bertamu, meminta ijin undur diri. Kujamu kamu dengan tangis. "Relakan aku menyambut cinta yang lebih abadi, Dinda. Ikhlasmu, lapangkan jalanku." Tak sampai nalarku menerka nuranimu, kala itu.

Tapi kanda, aku akan setia menunggumu. Esok atau lusa aku pasti datang. Kita pasti kembali dipersatukan dalam keabadian. "Nantikan aku bersama harum melati.[]


#Phie






Tidak ada komentar:

Posting Komentar